S E M O G A...B E R M A N F A A T !

Minggu, 13 Oktober 2013

Tinjauan Multifungsi PJU sebagai penyedia layanan mikro BTS



BTS (Base Transceiver Station) merupakan salah satu bagian penting perangkat telekomunikasi yang diberikan oleh operator seluler. BTS menghubungkan pengguna/terminal dengan jaringan bergerak seluler. Ukuran sel yang besar, yang diimplementasikan dengan menara yang tinggi dan besar, kurang tepat diimplementasikan untuk area dengan trafik telekomunikasi yang tinggi. Pada area dengan trafik padat, cakupan sel cenderung kecil yang diimplementasikan dengan transmitter berdaya rendah, membentuk sel ukuran kecil . Transmiter berdaya rendah ini secara ukuran juga kecil dengan konsumsi listrik yang juga kecil. Trend dalam dunia engineering telekomunikasi saat ini menuju pada implementasi BTS atau akses point dalam ukuran yang semakin mini, sehingga kebutuhan menara tinggi semakin berkurang.

Salah satu jenis BTS dengan ukuran mini adalah mikro BTS. Mikro BTS digunakan untuk radius coverage micro cell dan berfungsi khusus sebagai repeater transceiver guna menjangkau area yang lebih rendah dengan radius rata-rata 100 sampai 200 meter.  Sehingga mikro BTS didistribusikan untuk melayani daerah perumahan atau area padat lalulintas dan pejalan kaki. Namun mikro BTS menuntut pemilihan tempat yang tepat sedemikian rupa sehingga kualitas sinyal yang handal terpenuhi tanpa mengurangi aspek estetika area tersebut. Dengan demikian mikro BTS yang memberikan sinyal optimum pada ketinggian berkisar 20 meter, akan sangat tepat jika ditempatkan di tiang PJU  (Penerangan Jalan Umum) eksisting maupun tiang PJU yang akan dibangun.


Aspek Teknis :
Dampak radiasi suatu antenna BTS terhadap suatu benda bergantung pada jarak dari pemancar di BTS tersebut. Radiasi yang diterima akan semakin melemah jika jarak BTS semakin jauh. WHO memberikan ketentuan bahwa level batas radiasi yang diperbolehkan masing-masing 4,5 watt/m2 untuk perangkat yang menggunakan frekuensi 900 MHz dan 9 watt/m2 untuk 1.800 MHz. Sementara itu, standar yang dikeluarkan IEEE C95.1-1991 mensyaratkan 6 watt/m2 untuk frekuensi 900 MHz dan 12 watt/m2 untuk perangkat berfrekuensi 1.800 MHz. Pada jarak 1 meter  pada jalur pita pancar utama, tower BTS dengan frekuensi 1.800 MHz akan mengasilkan total daya radiasi sebesar 9,5 w/m2 dan pada jarak 12 meter akan menghasilkan total radiasi sebesar 0,55 w/m2.
Memperhatikan aspek teknis di atas, dengan penempatan mikro BTS pada ketinggian 20 meter di tiang PJU, maka akan tetap diperoleh batas aman radiasi medan elektromanetik terhadap kesehatan masyarakat di sekitar mikro BTS tersebut.

Aspek Hukum
Permenkominfo Nomor 02/PER/M.Kominfo/2/2008 pasal penjelasan huruf a dan b, menyatakan bahwa BTS merupakan salah satu infrastruktur pendukung utama dalam penyelenggaraan telekomunikasi yang vital dan memerlukan ketersediaan lahan, bangunan dan ruang udara.
Peraturan Daerah Nomor 01 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Menara Telekomunikasi di Kota Bandung , menyatakan bahwa menara telekomunikasi merupakan bangunan khusus yang berfungsi sebagai sarana penunjang untuk menempatkan peralatan telekomunikasi yang desain atau bentuk konstruksinya disesuaikan dengan keperluan penyelenggaraan telekomunikasi.   Menara dimaksud dalam Perda ini adalah menara BTS konvensional yang mensyaratkan jarak 8-10 km dari pemukiman warga, namun belum menyentuh regulasi tentang mikro BTS.       

Aspek Estetika dan Kemungkinan Kontribusi Lokal

Menurut data yang ada,pada tahun 2008 saja terdapat 76689 buah menara telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kondisi ini disamping tidak efisien bagi ke semua operator seluler, juga berdampak pada aspek estetika terutama di dalam kota. Oleh karena itu, pemerintah dan operator seluler sepakat untuk mengurangi pertumbuhan jumlah menara konvensional, diantaranya  kebijakan penggunaan menara bersama (tower sharing). Dengan berkurangnya jumlah menara konvensional BTS, maka Pemerintah Daerah dapat lebih mudah mengatur aspek pemandangan dan keserasian lingkungan kota sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan kota Bandung.

Kontribusi lokal dapat dicapai karena penyediaan menara dan pemeliharaannya disediakan oleh sumber lokal, dan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah



Sabtu, 05 Oktober 2013

Teknik Modulasi

Umumnya sinyal yang keluar dari suatu transducer masukan tidak dapat langsung dikirim melewati kanal transmisi, mesti dimodifikasi terlebih dahulu untuk menumpangkan sinyal. Proses tersebut - dinamakan modulasi, dilakukan dengan mengubah gelombang pembawa secara sistematis sesuai dengan sinyal informasi, jadi juga sesuai dengan pesan (message). Dikatakan bahwa gelombang pembawa tadi dimodulasi oleh sinyal informasi dan sinyal informasi tersebut menjadi sinyal pemodulasi. Pengkodean pada sistem digital atau sistem diskrit dapat juga dianggap sebagai proses modulasi.

Macam- macam modulasi
          
Keberhasilan suatu sistem komunikasi dalam suatu tujuan tertentu sangat bergantung kepada modulasi, sehingga penetapan macam modulasi yang dipergunakan merupakan keputusan penting dalam suatu perancangan sistem komunikasi. Untuk memenuhi berbagai tugas dan keperluan telah dikembangkan berbagai teknik modulasi.
           Secara kasar modulasi dapat dibagi atas dua jenis dasar, sesuai dengan gelombang pembawanya : modulasi gelombang continue ( CW modulation ) dan modulasi pulsa ( pulse modulation ). Pada modulasi gelombang continue, gelombang pembawanya betul-betul sebuah gelombang bentuk sinusoidal sedangkan pada modulasi pulsa gelombang berbentuk deretan pulsa yang periodik.
            Karena merupakan proses yang continue modulasi gelombang continue cocok untuk sinyal yang merupakan fungsi waktu yang continue. Biasanya frekuensi gelombang pembawa jauh lebih tinggi dari setiap komponen frekuensi yang dimiliki oleh sinyal informasi. Dalam hal ini, disini modulasi merupakan pula proses pemindahan frekuensi; frekuensi-frekuensi sinyal dipindahkan ke atas, ke suatu ban frekuensi yang lebih tinggi dari aslinya.Jenis pertama ini meliputi modulasi FM, AM, PM , ASK, FSK dan mPSK 
            Modulasi pulsa merupakan proses yang tidak continue ; jadi merupakan proses yang diskrit. Di sini pulsa-pulsa hanya ada pada interval waktu tertentu saja. Karena itu modulasi cocok untuk sinyal yang secara alami bersifat diskrit. Walaupun demikian sinyal analogpun dapat diproses dengan modulasi pulsa dengan bantuan proses yang disebut sampling. Jenis kedua ini meliputi modulasi mPAM, PDM/PWM, PPM, Delta M, PCM, A Delta PCM.

Sedangkan m-QAM merupakan kombinasi jenis modulasi
gelombang continue ( CW modulation ) dan modulasi pulsa ( pulse modulation ).

   
Manfaat modulasi 
Secara singkat dapat dikatakan bahwa modulasi diperlukan untuk mencocokan atau menyesuaikan (Matching) sinyal dengan kanal transmisi. Maksudnya sesuai dalam beberapa aspek, yaitu :

-  Modulasi untuk memudahkan radiasi. Pada sistem wireless, radiasi yang efisien dilakukan memakai antena, yang          panjangnya paling sedikit sepersepuluh panjang gelombang. Jadi agar antenanya cukup praktis, tidak terlalu panjang, diperlukan frekuensi yang cukup tinggi.
-  Modulasi untuk mengurangi derau dan interferensi.  Beberapa jenis modulasi tertentu mempunyai sifat yang sangat berguna, yaitu dapat menekan derau dan interferensi, walaupun keuntungan ini harus ditebus dengan kebutuhan akan lebar ban frekuensi yang jauh lebih besar dari spektrum sinyalnya yang asli.
-  Modulasi untuk pemilihan frekuensi. Pemilik radio atau televisi dapat menentukan stasiun yang dikehendakinya, karena setiap stasiun menggunakan frekuensi untuk gelombang pembawa yang berbeda.
-  Modulasi untuk multiplexing. Sering diperlukan untuk mengirim banyak sinyal bersamaan dari satu tempat ke tempat tujuan yang sama. Teknik multiplexing, yang merupakan bentuk modulasi juga, memungkinkan pengiriman banyak sinyal melewati kanal yang sama, demikian rupa sehingga pada ujung penerimaan setiap sinyal dapat dipungut kembali dengan baik.
-  Modulasi untuk mengatasi pembatasan peralatan termasuk dari aspek Bandwidth. Performa dari peralatan banyak ditentukan oleh frekuensi yang dipergunakan. Penempatan sinyal pada daerah frekuensi yang memberikan pembatasan peralatan yang minimum atau yang memberikan kemungkinan lebih baik untuk mencapai persyaratan rancangan, dapat dilakukan dengan modulasi.