S E M O G A...B E R M A N F A A T !

Minggu, 03 November 2013

Perhitungan Steredian Lampu PJU


Salah satu hal penyebab tidak meratanya penerangan adalah tidak sesuainya  besar daya pada lampu terpasang. Agar diperoleh penempatan PJU yang sesuai, digunakan Tabel-9 SNI 7391:2008 tentang Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan, yaitu dengan memperhatikan jarak antar tiang (e), tipe rumah lampu (lantern), jenis lampu, tingkat pencahayaan (Lux), tinggi lampu dan lebar jalan.  Untuk dapat menghasilkan daya dan intensitas penerangan yang sesuai dengan kebutuhan pada PJU, maka perlu juga dihitung nilai parameter penerangan dengan menggunakan konsep sudut ruang (steredian). Konsep ini harus dikombinasikan dengan tabel-tabel yang ada di dalam SNI 7391:2008.  Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh perhitungan untuk jarak 5 meter, 10 meter dan 15 meter.

.   1. Menghitung fluks cahaya untuk P1= 5m

        Menghitung sudut  α  (sudut kemiringan/inklinasi antara sinar cahaya dan garis lurus pada bidang  a-b     dititik P), dengan menggunakan rumus :
tan α  =  P1 / R  =       =  0,55
     α  =    .  0,55 = 29 ˚

          Menghitung intensitas penerangan  ( I ) 
          Misal diinginkan  Kuat Pencahayaan (Iluminansi) Ep= 10 lux  
          Dengan tinggi  lampu   R= 9 m  dan    α= 29 ˚ Dan  formula untuk   Intensitas   penerangan  adalah :
 I =  Ep. R/  (cos α) 
Sehingga :

I  =   10. 92 / cos 29 ˚   =  931  candela
 
          Menghitung fluks cahaya  (Φ) 
          Dengan      I  = 931 cd  , maka    : 
  Φ = 4 . I     =    12,56  .  931    = 11.699,3  lumen



2.   Menghitung fluks cahaya untuk P2 = 10m
Menghitung sudut  α  (sudut kemiringan/inklinasi antara sinar cahaya dan garis lurus pada bidang a-b dititik P), dengan menggunakan rumus :

tan α  = P2 / R  = 10/9   =  1,11
       α      =    1,11       = 48 ˚

Menghitung intensitas penerangan  ( I )
 
Misal diinginkan  Kuat Pencahayaan (Iluminansi) Ep= 10 lux Dengan tinggi  lampu   R= 9 m  dan    α= 48 ˚  Dan  formula untuk   Intensitas penerangan  adalah :
  I =  Ep. R/  (cos α) 
Sehingga :

  I =   10. 92 / cos 48 ˚   =  1.210,5  candela
                   
Menghitung fluks cahaya  (Φ)
Dengan      I  = 1.210,5 cd
Maka    : 
Φ         = 4 . I     =    12,56 .   1.210,5
            = 15.212  lumen

Jika ingin digunakan lampu SON, berdasarkan Tabel-1  SNI 7391:2008 tentang Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan, lampu jenis SON memiliki efisiensi rata-rata 110 lumen/watt.  Maka pemilihan lampu jenis ini memiliki Daya  =  15.212  /  110    Watt   = 138 Watt .  Sehingga untuk P2=10 m, dipilih jenis yang sesuai yaitu  SON 150 Watt.


3.    Menghitung fluks cahaya untuk P3 = 15m

·   Menghitung sudut  α  (sudut kemiringan/inklinasi antara sinar cahaya dan garis lurus pada bidang a-b dititik P), dengan menggunakan rumus :

tan α  = P3 / R  = 15/9   =  1,67
          α      =     1,67      = 59 ˚

·     Menghitung intensitas penerangan  ( I )
Misal diinginkan  Kuat Pencahayaan (Iluminansi) Ep= 10 lux
Dengan tinggi  lampu   R= 9 m  dan    α= 59 ˚

Dan  formula untuk   Intensitas penerangan  adalah :       
I =  Ep. R/  (cos α)
Sehingga : I   =   10. 92 / cos 59 ˚   =  1.572,7  candela

·     Menghitung fluks cahaya  (Φ)
Dengan      I  = 1.572,7 cd
Maka    : 
Φ         = 4 . I     =    12,56 . 1572,7
            = 19.753,1  lumen

Jika ingin digunakan lampu SON, berdasarkan Tabel-1  SNI 7391:2008 tentang Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan, lampu jenis SON memiliki efisiensi rata-rata 110 lumen/watt.  Maka pemilihan lampu jenis ini memiliki Daya = 19.753,1 /110 Watt  = 179,6 Watt.  Sehingga untuk P3 = 15m, dipilih jenis yang sesuai yaitu  SON 250 Watt.