S E M O G A...B E R M A N F A A T !

Selasa, 09 Juli 2013

Protokol , Standar dan Interface

PROTOKOL adalah prosedur untuk mengadakan dan mempertahankan komunikasi antara dua obyek dalam sebuah sistem komunikasi. Jadi protokol merupakan prosedur untuk komunikasi antara obyek-obyek yang berderajat sama dalam hirarki komunikasi. Dengan kata lain protokol adalah kumpulan aturan tentang bagaimana pesan-pesan kontrol dan pesan-pesan data ditukar antar peralatan dan bagaimana mereka mengatur proses komunikasi.
Secara umum , protokol mendefinisikan 3 hal : apa yang dikomunikasikan, kapan dan bagaimana dikomunikasikan. Dengan demikian terdapat 3 elemen kunci dalam protokol yaitu
1)Sintaks yaitu struktur atau format data yang dikomunikasikan
2)Semantik yaitu artikulasi setiap blok aliran bit, sebagaimana diketahui bahwa data akan dikomunikasikan   sebagai rangkaian aliran bit 0 dan 1.
3)Waktu, yaitu berkaitan dengan kapan data harus dikirim dan seberapa cepat dapat dikirimkan.

Protokol Data Link
Tiap level sistem komunikasi harus mempunyai protokolnya sendiri. Protokol layer data link dalam sistem komunikasi disebut data link. Layer data link dalam sebuah sistem komunikasi adalah layer logika diatas layer fisik yang berurusan dengan level-level sinyal, tegangan dan detail-detail lain medium fisik.Data link layer berurusan dengan data : Bagaimana data dipaketkan  agar dapat melintas dari satu pengguna ke pengguna lain.

Protokol data link dikategorikan kedalam dua jenis :
BOP (Bit-Oriented-Protokols), menggunakan posisi bit-bit dalam field atau blok untuk menandai arahnya. Karena BOP menggunakan posisi bit sebagai ganti karakter kontrol khusus, BOP bekerja dengan cara yang sama untuk tiap kode (ASCII/lainnya).

BCP (Byte-Controlled-Protokols), menggunakan karakter-karakter kontrol khusus untuk memberi informasi penerima saat alamat atau data dikirim dan saat bit-bit data start dan end.BCP berorientasi ke mainframe.

STANDAR (bagi protokol) : adalah suatu himpunan petunjuk yang mengatur bagaimana sebuah hardware dan software akan dioperasikan dan (yang paling penting) bagaimana hardware dan software tersebut dapat saling dihubungkan dengan hardware dan software lainnya. Contoh standar bagi protokol adalah IBM, AT&T, Bell Labs, DEC,Microsoft, dll.
Standar diperlukan karena adanya 3 alasan :
a) Terdapat banyak vendor yang berbeda di seluruh dunia
b) Seluruh peralatan dalam sebuah jaringan harus dapat berkomunikasi dengan peralatan lainnya
c) Awalnya setiap vendor akan membuat hardware/software untuk spesifikasinya sendiri
Ketiga hal tersebut mengakibatkan adanya peralatan yang tidak kompatibel. Oleh karena itu diperlukan adanya standarisasi dari berbagai protokol yang ada.

INTERFACE merupakan daerah buffer antara dua divais atau sistem. Jika dua divais tersebut tidak 'berbicara' dalam bahasa yang sama, interface harus merupakan penerjemah. Jadi dalam hal ini Interface merupakan penerjemah antara dua obyek yang tak sama. 
Banyak masalah komunikasi data terletak pada interfacenya bukan divais-divaisnya.

Koding Saluran (Line coding)

Koding saluran (line coding) disebut juga dengan Koding Kanal atau Koding Transmisi. Sinyal-sinyal biner yang berasal dari sumber yang didigitalkantidak dapat ditransmisikan secara langsung pada kanal transmisi. Oleh karena ituperalatan terminal bagian pengirim harus mengkode sinyal biner tersebut sehingga spektrum dari deretan pulsa yang dikode dapat lebih disesuaikan (match) dengan karakteristik dari kanal transmisinya. Pengkodean ini juga memungkinkan diukurnya kesalahan bit (bit error) selama pentransmisian sinyal. Untuk ekstraksi clock di dalam setiap regenerator, jumlah simbol yang sama yang muncul secara berurutan dapat dibatasi dengan pengkodean saluran (line coding).

Syarat-syarat Koding
a) Ketransparanan
    Tidak boleh ada pembatasan-pembatasan terhadap pola yang akan dikirim
b) Dapat didekode dengan satu pengertian
    Pada deretan kontinyu simbol-simbol, sinyal yang dikode harus dapat didekode lagi  dengan satu pengertian
c) Efisiensi
   Sesudah pengkodean redudansi harus sekecil mungkin
d) Deteksi kesalahan
   Harus ada kemungkinan pengukuran peluang kesalahan bit selama berlangsungnya trafik sinyal
e) Pembentukan spektrum
    Spektrum dari deretan pulsa yang diberikan harus dapat disesuaikan dengan pengkodean
f) Informasi clock
   Jumlah simbol yang sama yang muncul berurutan harus dibatasi
g) Pembedaan 'word-word' kode
   Pada pengkodean dalam word-word, word-word ini harus sederhana bagi pengkodean untuk dapat dibedakan
h) Perbanyakan kesalahan
   Kesalahan pada jalur transmisi pada koding harus sesedikit mungkin menyebabkan kesalahan ekstra
i) Sinkronisasi
   Pada pengkodean bit-bit dalam blok-blok , harus dimungkinkan sinkronisasi yang cepat pada blok-blok


Jenis-jenis Kode Saluran (Line coding)
a. NRZ (Non Return to Zero)  dan RZ (Return to Zero)
b. AMI (Alternate Mark Inversion)
c. HDB3 (High Density Bipolar-3)
d. CMI (Code Mark Inversion)
e. Manchaster pada LAN ethernet
f.  Differential Manchaster pada LAN Token Ring
g. Kode Blok :  4B/3T , 5B/6B  

Kamis, 04 Juli 2013

Teknik Multipleksing

Multipleksing adalah proses penggunaan sebuah kanal transmisi secara bersama-sama oleh beberapa sinyal informasi dalam waktu yang sama.
Perangkatnya bernama multiplekser. Dengan multiplekser maka sarana transmisi dapat dimanfaatkan secara optimal dan efisien karena akan menghemat biaya transmisi.
Pada dasarnya teknik multipleksing dibagi 2 (dua) :

FDM (Frequency Division Multiplexing)
Teknik penggandaan kanal transmisi ini dengan menderetkan sejumlah kanal dalam satuan frekuensi. Dengan kata lain jenis multipleksing ini dilakukan dengan cara pembagian frekuensi.
Tiap kanal masukan digeser frekuensinya sehingga menempati celah frekuensi tertentu dari sinyal keluaran.
Suara manusia yang disalurkan melalui sarana komunikasi dapat dimengerti apabila getaran suara yang diteruskan itu terletak pada band frekuensi 300 Hz - 3400 Hz.
Karena itu lebar band untuk aluran percakapan (voice channel) berada sebesar 4 kHz. Jadi bila sepasang saluran kawat dipakai untuk menyalurkan percakapan telepon, daerah frekuensi
di atas 4 kHz terbuang percuma, padahal saluran fisik pada  umumnya masih dapat menyalurkan frekuensi di atas 4 kHz meski dengan redaman yang besar.

Untuk itu maka frekuensi di atas 4 kHz dapat dimanfaatkan dengan cara modulasi khusus dan memakai filter sehingga yang dikirimkan hanya satu band sisi (sideband) frekuensi saja.
Kemudian diadakan translasi dari kanal percakapan ke pre-group dan pre group ke group (60-108 kHz) sehingga saluran dapat dipakai untuk menyalurkan informasi sampai 12 kanal suara dan carrier (pembawa). 
Tahap translasi berikutnya menjadi supergroup (60 kanal, 5 group) , master group (300 kanal, 5 super group) dan super master group (900 kanal, 3 master group).
Untuk saat ini, FDM sudah sangat jarang dipakai.


TDM (Time Division Multiplexing)
TDM adalah suatu metode multipleksing dengan berdasar atas pembagian waktu . Sejumlah kanal dideretkan dalam ranah waktu menjadi satu sinyal digital.
Tiap kanal masukan secara berkala dicuplik dan diberi celah waktu (timeslot) tertentu pada frame (bingkai) sinyal keluaran.
Dalam suatu periode, waktu dibagi-bagi menjadi unit waktu yang lebih kecil (timeslot) . Tiap-tiap timeslot diperuntukkan bagi informasi input secara berurutan dan bergantian. Pengiriman secara bergantian
dapat berdasarkan pada 'bit' ataupun 'word'.

Berbeda dengan FDM dimana  satu  band frekuensi  dibagi menjadi band-band frekuensi yang lebih kecil. Pembagian berdasarkan frekuensi dibutuhkan sirkit filter analog dengan karakteristik yang
benar-benar selektif sehingga harganya menjadi lebih mahal. Sedangkan pada TDM, digunakan IC (rangkaian terintegrasi) dengan ukuran yang semakin kecil dan harga yang cendrung semakin murah.
Selain itu, dalam transmisi sinyal digital dituntut kecepatan (bit rate) yang semakin tinggi sehingga perlu adanya multiplekser digital yang implementasinya secara TDM.
Ada 2 macam struktur hirarki TDM yaitu struktur dengan basis PCM-30 (2,048 Mbps) yang dipakai di negara-negara Eropa dan PCM-24 (1,544 Mbps) di Jepang , Kanada dan Amerika Serikat. 
Jenis TDM jika dilihat dari mode operasinya, terbagi atas Synchronous TDM dan Asynchronous TDM.

Synchronous TDM
TDM sinkron adalah proses multipleksing untuk kanal-kanal input yang mempunyai sumber clock yang sama. Oleh karena itu antara satu kanal dengan kanal lainnya mempunyai hubungan fasa yang sama
sehingga multipleksingnya dilakukan secara langsung. Output dari TDM sinkron mempunyai kecepatan (bit rate, BR) sebesar n kali kecepatan sinyal inputnya, dengan n adalah jumlah kanal input.
Sebagai contoh aplikasi TDM sinkron pada PCM-30 dengan n=32 , dengan BR per kanal sebesar 64 kbps maka diperoleh BR sinyal output TDM sebesar 32 x 64 kbps = 2,048 Mbps.

Asynchronous TDM
Jenis TDM ini digunakan untuk multipleksing dengan kanal-kanal inputnya berasal dari beberapa sistem dengan sumber clock berbeda. Contoh aplikasinya ada pada Digital Multiplex orde tinggi.
Prinsip dasarnya Digital Multiplex orde tinggi ini adalah dengan mensinkronkan terlebih dahulu kanal-kanal inputnya dengan frekuensi clock yang lebih tinggi kemudian dimultipleksing denga sinkronous TDM.

Jika ditinjau dari perilaku trafik yang ada, maka TDM dapat dikelompokkan menjadi Static TDM dan Statistical TDM, dengan uraian berikut :

Static TDM
Pada TDM jenis statik ini, setiap kanal menggunakan timeslot tetap. Frame-frame tetap ditransmisikan secara kontinyu antara bagian pengirim (mux) dan penerima (demux). Konsekuensinya bahwa setiap timeslot
milik kanal aktif harus diisi dengan karakter kosong untuk menjaga framing tetap sebagaimana mestinya. Aktifitas rata-rata terminal cenderung rendah dibanding dengan bandwidth yang tersedia.

Statistical TDM
Pada saat data tiba di multiplekser, data-data tersebut ditempatkan di buffer (memori penyagga sebagai penyimpan sementara) yang secara dinamis digunakan untuk setiap kanal aktif. Frame-frame data kemudian
disusun sehingga data diambil secara sistematis dari buffer. Di sini bandwidth kanal dialokasikan untuk terminal-terminal aktif sehingga efisiensi transmisi meningkat 2 kali atau lebih dibanding TDM statik konvensional.
Contoh aplikasinya ada pada protokol lintasan Rec X-25 level 2.

Rabu, 03 Juli 2013

Sinkronisasi Transmisi Data

Pada proses transmisi data diperlukan pengaturan waktu transmisi dengan suatu mekanisme sinkronisasi antara pemancar (transmitter) dan penerima (receiver).
Mekanisme ini dilakukan dengan menggunakan suatu pembangkitan pulsa clock sehingga dikenal dengan sinkronisasi clock.
Ada 3 mode sinkronisasi transmisi data yaitu mode Asinkron, Sinkron dan Isokron.

ASINKRON (Asynchronous)
Pada mode transmisi asinkron data ditransmisikan per karakter dengan ukuran 5-8 bit. Pengaturan hanya dibutuhkan untuk pemeliharaan dalam
lingkup yang terbatas pada karakter. Dan sinkronisasi ulang akan dilakukan pada setiap karakter.
Transmisi asinkron mempunyai perilaku sebagai berikut :
a)Dalam sebuah aliran (stream) terus menerus, interval di antara karakter adalah seragam
b)Dalam ststus istirahat, penerima memandang sebagai transisi 1 ke 0
c)Kemudian memandang sampel-sampel karakter berikutnya sebagai transmisi dengan interval 7 (panjang karakter)
d)Kemudian memandang sampel-sampel karakter berikutnya sebagai transmisi 1 ke 0
e)Sederhana
f)Murah
g)Terjadi overhead (bit tambahan di luar data) pada 2 atau 3 bit per karakter
h)Baik digunakan untuk data dengan ukuran gap yang kecil

SINKRON (Synchronous)
Didalam transmisi sinkron, karakter data dibungkus dalam suatu blok. Setiap block karakter selalu didahului
dengan satu atau lebih "sync" (synchronous) bytes. Mesin penerima akan mendengar sinyal/isyarat yang berasal dari byte ini.
Jika benar hal itu merupakan isyarat, penerima akan memulai membaca karakter-karakter  yang terdapat didalam blok. Setelah satu blok diselesaikan,
penerima akan melanjutkan "pendengarannya" terhadap syn-byte berikut.
Transmisi syncronous bisa dimungkinkan dengan adanya "buffer" yang terdapat didalam terminal dan berfungsi untuk menyimpan blok karakter .
Begitu buffer yang ada terisi, maka seluruh karakter yang ada didalam buffer tersebut akan segera dikirim melalui line yang ada menuju komputer.
Terdapat 2 metode transmisi sinkron yaitu dengan Sinkronisasi Level Bit dan Sinkronisasi Level Blok.

Pada Sinkronisasi Level Bit :
    Blok data ditransmisikan tanpa bit start atau stop
    Clock harus disinkronkan
    Bisa menggunakan jalur clock yang terpisah
    Bagus pada jarak dekat
    Subject to impairments
    Sinyal clock dapat digabung kedalam data
    Digunakan misal pada Manchester encoding dan dengan Frekuensi Carrier (analog)

Dan Sinkronisasi pada level blok yang dibutuhkan untuk mengindikasikan awal dan akhir blok :
Dengan menggunakan “preamble” dan “postamble”, cara ini Lebih efisien  daripada asinkron karena jumlah bit overhead lebih rendah.
Contoh deretan character SYN (hex 16); block patern 11111111 mengakhiri (end) pada 11111110

Berikut perbandingan antara mode transmisi asinkron dan sinkron :


Asinkron
Sinkron
Mudah dilaksanakan dg peralatan mekanik (rele). Cocok untuk operasi manual
Tidak sesuai dengan peralatan mekanik
Sensitif terhadap distorsi
Tidak sensitif thd distorsi karena timing (pewaktuan) disertakan , dikirim bersama-sama data (frekuensi clock) berupa pulsa sinkronisasi
       Perlu pengaturan (tracking) kedua frekuensi clock Tx dan Rx
       Perlu margin untuk lebar pulsa data guna mengkompensir kesalahan timing (pewaktuan) data yang diterima
Kehilangan pulsa bit dapat mengakibatkan seluruh blok data menjadi salah
Kurang efisien karena harus sering menggunakan start-stop bit untuk data yang panjang, sehingga kecepatan pengiriman data terbatas
Lebih efisien dalam transmisi data
Lebih mahal karena lebih kompleks
Cocok untuk transmisi data kecepatan rendah
Cocok untuk transmisi data kecepatan tinggi 
( ≥ 600 bps)


ISOKRON (Isochronous)
Mode transmisi ini merupakan kombinasi asinkron dan sinkron. Disini overhead terdiri atas bit-bit Start-Stop bit ditambah Start-Stop flag.
Digunakan pada jalur transmisi paralel.


Teknik Switching



Switching adalah proses pembentukan permintaan sambungan tunggal dari suatu titik masuk (inlet) menuju titik keluaran (outlet) yang diharapkan  sepanjang kebutuhan melakukan transfer informasi. Komunikasi voice ataupun data tidak terlepas dari teknik switching.  Teknik Switching dikenal ada dua buah yaitu Circuit Switching and Packet Switching.

Circuit Switching
Jaringan dengan menggunakan circuit-switched adalah didesain untuk voice traffic. Walaupun demikian, circuit-switched network juga digunakan dalam komunikasi data dimana akan terjadi :
-untuk terminal-to-host data connection, waktu pada line terbuang percuma. Jadi komunikasi data akan tidak efisien jika menggunakan circuit-switched network.
-koneksi menyediakan rate yang konstan. Jadi device yang saling terhubung mempunyai rate yang sama saat transmit atau receiving data. Ini membatasi utilitas dalam jaringan yang banyak terdapat variasi komputer dan terminal.
Circuit switching menerapkan sebuah path komunikasi yang dedicated (permanen) antara 2 buah station.
 -melibatkan tiga fase :
v    Circuit Establishment
v    Signal Transfer (mungkin analog voice, digitized voice, binary data)
v    Circuit disconnect
-  kurang efisien karena koneksi tetap established walaupun tidak ada data yang ditransfer
-  contoh konkret adalah public telephone network, PBX (Public Branches eXchange utk gedung)
-  tidak complex dalam routing, flow control, dan syarat-syarat error control

Packet Switching
Packet switching merupakan salah satu teknologi efektif untuk komunikasi data jarak jauh. Jaringan packet switch merupakan kumpulan distribusi dari node-node packet switch sehingga selalu ada delay waktu antara perubahan status dalam satu porsi dari jaringan dan pengetahuan dari perubahan itu dimana saja.
Dalam Packet Switching, data yang ditransmisikan dibagi-bagi ke dalam paket-paket kecil. Panjang paket 1000 octet (byte). Jika source mempunyai message yang lebih panjang untuk dikirim, message itu akan dipecah ke dalam barisan-barisan paket. Tiap paket berisi data dari user dan info control. Info control berisi minimal adalah info agar bagaimana paket bisa melalui jaringan dan mencapai alamat tujuan. Pada tiap node, paket diterima, disimpan dan dilewatkan pada node berikutnya.
 

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari packet switching :
q    efisiensi line sangat tinggi; hubungan single node-to-node dapat dishare secara dinamis oleh banyak paket. Paket-paket diqueue dan ditransmisikan secepat mungkin. Secara kontras, dalam circuit switching, waktu pada link node-to-node adalah dialokasikan terlebih dahulu menggunakan time-division multiplexing.
q    jaringan packet-switched dapat membuat konversi data-rate. Dua buah station yang berbeda data-ratenya dapat saling menukar paket.
q    ketika traffic mulai padat, beberapa call diblok, yang menunjukkan jaringan menolak permintaan koneksi tambahan sampai beban di jaringan menurun. Dalam packet switchied network, paket masih dapat diterima akan tetapi delay delivery bertambah.
q    prioritas dapat digunakan. Jadi kalau sebuah node mempunyai sejumlah queued packet untuk ditransmisikan, paket dapat ditransmisikan pertama kali berdasarkan prioritas yang lebih tinggi. Paket-paket ini mempunyai delay yang lebih kecil daripada lower-priority packets.


Ukuran Paket
Ada hubungan antara ukuran paket dengan waktu dalam pentransmisian data. Pada gambar terlihat bahwa data apabila dipecah makin kecil membutuhkan waktu lebih cepat, dan tiap paket pecahannya harus disisipi headernya. Akan tetapi jika dipecah semakin kecil akan didapatkan waktu transmisi yang  lebih besar dari sebelum paket lebih diperkecil lagi. Dalam hal ini harus dipilih pemecahan paket yang optimum.



Operasi Internal dan External Service
Hal terpenting dalam packet-switched network adalah pemilihan dalam menggunakan datagram atau virtual circuit. Pada interface antara sebuah station dengan sebuah node network, network harus menyediakan pelayanan connection-oriented dan connection-less. Pada connection-oriented, sebuah station melakukan call request untuk membentuk sebuah logical connection ke station yang lain. Semua paket yang disajikan ke dalam network diidentifikasi kepunyaan logical connection tertentu dan diberi nomor secara berurut.
Logical connection biasanya merujuk pada sebuah pelayanan external virtual circuit yang jauh berbeda dari konsep operasi internal virtual circuit. Sedangkan pada pelayanan connectionless, jaringan hanya menangani paket secara independent dan mungkin tidak ditransmisikan secara berurut. Tipe service seperti ini dikenal dengan nama external datagram service yang juga jauh berbeda dari konsep operasi internal datagram service. Secara internal, jaringan akan membuat route antara endpoints (virtual circuit) atau tidak (datagram).
n  External virtual circuit, internal virtual circuit : Jika user meminta virtual circuit, sebuah dedicated route yang melintasi dalam jaringan akan dibangun. Semua paket mengikuti route yang sama.
n  External virtual circuit, internal datagram : Jaringan menangani tiap paket secara terpisah. Jadi, paket-paket yang berbeda dalam external virtual circuit yang sama akan mengambil route yang mungkin berbeda.
n  External datagram, internal datagram : Tiap paket diperlakukan secara bebas dari segi user atau dari segi jaringannya.
n  External datagram, internal virtual circuit

  



Pemilihan akan virtual circuit dengan datagram tergantung dari desain objek untuk komunikasi jaringan dan faktor-faktor cost secara detailnya.
Untuk external service :
n  datagram service memberikan penggunaan yang efisien dari jaringan dimana tidak ada call setup. Ini akan cocok untuk penggunaan beberapa aplikasi real time.
n  virtual circuit service dapat menyediakan end-to-end sequencing dan error control. Ini akan cocok untuk aplikasi seperti file transfer dan remote access terminal.
  



Untuk circuit switching ada sejumlah delay sebelum message dikirim, yaitu untuk call request, lalu jika destination station tidak sibuk, sinyal accepted dikirim dari destination address. Proses ini tidak berlangsung setelah koneksi telah disetup. Virtual circuit switching hampir sama dengan circuit switching. Berbeda dengan circuit switching, call acceptance akan memakan waktu (delay) walaupun koneksi telah established. Hal itu karena paket itu mengalami antrian dan harus menunggu untuk retransmisi. Sekali virtual circuit established, message akan dikirim dalam bentuk paket-paket. Maka virtual circuit tidak akan lebih cepat dari circuit switching.
Datagram packet switching tidak membutuhkan call setup. Jadi untuk message pendek akan lebih cepat dari virtual circuit packet switching dan mungkin juga circuit switching. Selama tiap datagram diroute secara bebas, proses untuk tiap datagram di tiap node mungkin lebih panjang dari paket-paket virtual circuit. Jadi untuk message yang panjang-panjang, teknik virtual circuit mungkin diutamakan.





Circuit switching

Datagram packet switching

Virtual circuit packet switching
Tergantung pada path transmisi
Tidak tergantung
Tidak tergantung
Transmisi data secara kontinu
Transmisi paket-paket
Transmisi paket-paket
Interaksi yang cukup cepat
Idem
Idem
Message-message tidak disimpan
Paket-paket mungkin disimpan sampai dikirim
Paket-paket disimpan sampai dikirim
Path dibentuk untuk seluruh percakapan
Rute terbentuk untuk tiap paket
Rute terbentuk untuk seluruh percakapan
Delayy setup panggilan; delay transmisi diabaikan
Delay transmisi paket
Delay setup panggilan; delay transmisi paket
Sinyal sibuk bila party yang dipanggil sibuk
Pengirim mungkin memberitahukan jika paket tidak dikirimkan
Pengirim memberitahukan koneksi diabaikan
Kelebihan beban mungkin memblok setup panggilan; tidak ada delay untuk pembentukan panggilan-panggilan
Kelebihan beban meningkatkan delay paket
Kelebihan beban mungkin memblok setup panggilan; meningkatkan delay paket
Elektromekanikal atau komputerisasi switching node
Small switching node
Small switching node
Pemakai bertanggung jawab untuk kehilangan proteksi message
Jaringan mungkin bertanggung jawab untuk paket-paket individu
Jaringan mungkin bertanggung jawab untuk serangkaian paket-paket
Biasanya tidak ada konversi kecepatan atau kode
Ada
Ada
Bandwidth transmisi yang tetap
Pemakaian bandwidth yang dinamis
Pemakaian bandwidth yang dinamis
Tidak ada kelebihan bit-bit setelah setup panggilan
Kelebihan bit-bit dalam tiap message
Kelebihan bit-bit dalam tiap paket


Referensi

Stallings, William, ISDN and Broadband ISDN with Frame Relay and ATM, Prentice Hall International, Inc. 1995, Third Edition