Koding saluran (line coding) disebut juga dengan Koding Kanal atau Koding Transmisi. Sinyal-sinyal biner yang berasal dari sumber yang didigitalkantidak dapat ditransmisikan secara langsung pada kanal transmisi. Oleh karena ituperalatan terminal bagian pengirim harus mengkode sinyal biner tersebut sehingga spektrum dari deretan pulsa yang dikode dapat lebih disesuaikan (match) dengan karakteristik dari kanal transmisinya. Pengkodean ini juga memungkinkan diukurnya kesalahan bit (bit error) selama pentransmisian sinyal. Untuk ekstraksi clock di dalam setiap regenerator, jumlah simbol yang sama yang muncul secara berurutan dapat dibatasi dengan pengkodean saluran (line coding).
Syarat-syarat Koding
a) Ketransparanan
Tidak boleh ada pembatasan-pembatasan terhadap pola yang akan dikirim
b) Dapat didekode dengan satu pengertian
Pada deretan kontinyu simbol-simbol, sinyal yang dikode harus dapat didekode lagi dengan satu pengertian
c) Efisiensi
Sesudah pengkodean redudansi harus sekecil mungkin
d) Deteksi kesalahan
Harus ada kemungkinan pengukuran peluang kesalahan bit selama berlangsungnya trafik sinyal
e) Pembentukan spektrum
Spektrum dari deretan pulsa yang diberikan harus dapat disesuaikan dengan pengkodean
f) Informasi clock
Jumlah simbol yang sama yang muncul berurutan harus dibatasi
g) Pembedaan 'word-word' kode
Pada pengkodean dalam word-word, word-word ini harus sederhana bagi pengkodean untuk dapat dibedakan
h) Perbanyakan kesalahan
Kesalahan pada jalur transmisi pada koding harus sesedikit mungkin menyebabkan kesalahan ekstra
i) Sinkronisasi
Pada pengkodean bit-bit dalam blok-blok , harus dimungkinkan sinkronisasi yang cepat pada blok-blok
Jenis-jenis Kode Saluran (Line coding)
a. NRZ (Non Return to Zero) dan RZ (Return to Zero)
b. AMI (Alternate Mark Inversion)
c. HDB3 (High Density Bipolar-3)
d. CMI (Code Mark Inversion)
e. Manchaster pada LAN ethernet
f. Differential Manchaster pada LAN Token Ring
g. Kode Blok : 4B/3T , 5B/6B