S E M O G A...B E R M A N F A A T !

Rabu, 03 Juli 2013

Sinkronisasi Transmisi Data

Pada proses transmisi data diperlukan pengaturan waktu transmisi dengan suatu mekanisme sinkronisasi antara pemancar (transmitter) dan penerima (receiver).
Mekanisme ini dilakukan dengan menggunakan suatu pembangkitan pulsa clock sehingga dikenal dengan sinkronisasi clock.
Ada 3 mode sinkronisasi transmisi data yaitu mode Asinkron, Sinkron dan Isokron.

ASINKRON (Asynchronous)
Pada mode transmisi asinkron data ditransmisikan per karakter dengan ukuran 5-8 bit. Pengaturan hanya dibutuhkan untuk pemeliharaan dalam
lingkup yang terbatas pada karakter. Dan sinkronisasi ulang akan dilakukan pada setiap karakter.
Transmisi asinkron mempunyai perilaku sebagai berikut :
a)Dalam sebuah aliran (stream) terus menerus, interval di antara karakter adalah seragam
b)Dalam ststus istirahat, penerima memandang sebagai transisi 1 ke 0
c)Kemudian memandang sampel-sampel karakter berikutnya sebagai transmisi dengan interval 7 (panjang karakter)
d)Kemudian memandang sampel-sampel karakter berikutnya sebagai transmisi 1 ke 0
e)Sederhana
f)Murah
g)Terjadi overhead (bit tambahan di luar data) pada 2 atau 3 bit per karakter
h)Baik digunakan untuk data dengan ukuran gap yang kecil

SINKRON (Synchronous)
Didalam transmisi sinkron, karakter data dibungkus dalam suatu blok. Setiap block karakter selalu didahului
dengan satu atau lebih "sync" (synchronous) bytes. Mesin penerima akan mendengar sinyal/isyarat yang berasal dari byte ini.
Jika benar hal itu merupakan isyarat, penerima akan memulai membaca karakter-karakter  yang terdapat didalam blok. Setelah satu blok diselesaikan,
penerima akan melanjutkan "pendengarannya" terhadap syn-byte berikut.
Transmisi syncronous bisa dimungkinkan dengan adanya "buffer" yang terdapat didalam terminal dan berfungsi untuk menyimpan blok karakter .
Begitu buffer yang ada terisi, maka seluruh karakter yang ada didalam buffer tersebut akan segera dikirim melalui line yang ada menuju komputer.
Terdapat 2 metode transmisi sinkron yaitu dengan Sinkronisasi Level Bit dan Sinkronisasi Level Blok.

Pada Sinkronisasi Level Bit :
    Blok data ditransmisikan tanpa bit start atau stop
    Clock harus disinkronkan
    Bisa menggunakan jalur clock yang terpisah
    Bagus pada jarak dekat
    Subject to impairments
    Sinyal clock dapat digabung kedalam data
    Digunakan misal pada Manchester encoding dan dengan Frekuensi Carrier (analog)

Dan Sinkronisasi pada level blok yang dibutuhkan untuk mengindikasikan awal dan akhir blok :
Dengan menggunakan “preamble” dan “postamble”, cara ini Lebih efisien  daripada asinkron karena jumlah bit overhead lebih rendah.
Contoh deretan character SYN (hex 16); block patern 11111111 mengakhiri (end) pada 11111110

Berikut perbandingan antara mode transmisi asinkron dan sinkron :


Asinkron
Sinkron
Mudah dilaksanakan dg peralatan mekanik (rele). Cocok untuk operasi manual
Tidak sesuai dengan peralatan mekanik
Sensitif terhadap distorsi
Tidak sensitif thd distorsi karena timing (pewaktuan) disertakan , dikirim bersama-sama data (frekuensi clock) berupa pulsa sinkronisasi
       Perlu pengaturan (tracking) kedua frekuensi clock Tx dan Rx
       Perlu margin untuk lebar pulsa data guna mengkompensir kesalahan timing (pewaktuan) data yang diterima
Kehilangan pulsa bit dapat mengakibatkan seluruh blok data menjadi salah
Kurang efisien karena harus sering menggunakan start-stop bit untuk data yang panjang, sehingga kecepatan pengiriman data terbatas
Lebih efisien dalam transmisi data
Lebih mahal karena lebih kompleks
Cocok untuk transmisi data kecepatan rendah
Cocok untuk transmisi data kecepatan tinggi 
( ≥ 600 bps)


ISOKRON (Isochronous)
Mode transmisi ini merupakan kombinasi asinkron dan sinkron. Disini overhead terdiri atas bit-bit Start-Stop bit ditambah Start-Stop flag.
Digunakan pada jalur transmisi paralel.